TANGGAL

Aku bangun pagi dengan ketidak-siapan ini, mungkin benar katamu bahwa aku memang tidak spesial. Bahkan dimata mereka aku bukan siapa siapa, bukan orang penting yang patut mendapatkan setidaknya setangkai bunga. Aku sedih, kau tahu sedih yang kumaksud?
Ketika aku bukan prioritasmu, bahkan dihari spesialku kamu tidak meluangkan waktu. Aku mau balon, ya balon yang dulu sempat kau janjikan. Bukan omong kosong dibalik pesan singkat itu. Aku muak kau janjikan terus menerus, bahkan ketika mereka yang bukan siapa-siapa meluangkan waktu untuk setidaknya mengingatku disaat kamu pun tidak bisa mengingat ada orang yang membutuhkanmu.

Aku bukannya memaksa, memaksamu untuk memedulikan aku. Aku tau aku tidak begitu penting, berbeda dengan dia yang kau perjuangkan untuk tidak terlelap dihari spesialnya. Aku menyesal pernah sebegitu repot untuk merayakan harimu, disaat tiba hariku itu datang malahan kamu pergi. Aku bukan tempat hiburan bodoh, yang kau cari ketika kau butuhkan. Aku temanmu, teman yang mungkin kini akan menganggapmu lebih dari musuh.

Tidak aku tidak marah, aku hanya kecewa. Aku berpikir, apakah dia dan mereka sangat spesial dimatamu? Kau anggap apa aku selama ini?
Aku sudah lelah menahan perasaan ini, yang akhirnya kutuangkan lewat ketikan sederhana ini. Aku hanya mau kau mengerti, bahwa aku disini butuh kamu. Butuh kamu yang pernah repot-repot untukku, bukan kamu yang sibuk seperti sekarang ini. Aku tidak butuh janji, aku perlu bukti bahwa kau memang mengasihiku. Bukan memanfaatkanku.


Maaf bila aku menyinggung perasaanmu, namun kau harus tau.

Aku mau diperlakukan sama, seperti mereka.



Tertanda kasih,

Diriku.

Komentar

Postingan Populer