BERI JUDUL
Tak ada yang lebih sakit ketika dari mulutmu terlontar kalimat bahwa dalam diriku sudah tidak ada yang menarik. Kamu sudah tidak mencintaiku lagi, namun kamu merahasiakannya dalam dusta yang terselundup dalam canda. Aku ingin menangis sejadi-jadinya ketika kamu berteriak didepan orang orang bahwa aku adalah seorang pengganggu, padahal aku belum sempat menyentuhmu. Matahari tidak peduli akan pertengkaran kita, ia menyengat menusuk kulitku yang sedang memandangimu dari jauh.
Aku merasa menjadi seoang gadis paling bodoh jika aku menengok kebelakang memandangi diriku dipermainkan sebegitunya olehmu. Lagu lagu cinta yang dulu kau nyanyikan kini tak berarti apa apa lagi bagiku. Apalagi kudengar kemunafikan yang sedang kau perani dibelakangku, sebegitu teganya kau menjalin kasih dengan sahabatku. Mungkin aku baru sadar akan munafiknya cinta, ketika aku tak lagi bisa mengelak bahwa sahabatku memang lebih pantas untuk membahagiakanmu. Atau mungkin salahmu yang tega membuatnya jatuh dalam lubang semanis madu?
Insan mana yang tak sakit hatinya ketika disia disiakan orang yang ia cintai? Aku sudah lelah untuk jatuh cinta, jika kata mereka cinta itu damai tapi mengapa aku tidak bisa merasakan pepatah yang selalu mereka bilang? Jika cinta itu memiliki kenapa aku harus selalu dituntut untuk menjadi sempurna? Bukankah cinta itu saling melengkapi dan mengasihi? Dosa apa aku terhadap Tuhan? Sehingga dijatuhkanNya rasa sakit yang teramat dalam kepada umatNya yang tersungkur dalam diam?
mungkin sekarang aku boleh percaya saat cinta itu sedang berdusta, berkata bahwa dia akan bertahan selamanya namun pada kenyataan justru cinta saling menganiaya. Jika aku mempertahankanmu terlalu lama maka beginilah jadinya, kau malah seenaknya , semakin menjadi menyakitiku.
Maka dari sekarang aku membulatkan tekad, ketika sang Raja Gombal kembali datang, aku tidak akan pernah sama lagi.
Komentar
Posting Komentar