KAU
Ketika kau sibuk melukis bayangan wajahnya, aku mungkin disini menyulam mimpi untuk masa depan kita yang mungkin hanya tertulis dalam fiksi. Saat kau berkata bahwa aku tidur terlalu lama, maka saat itulah aku percaya bahwa kamu sudah berdusta. Tapi aku ingin mencintaimu dengan sederhana, sesederhana ketika aku memejamkan mata saat parfum maskulin itu sudah tercium dari jarak sejauh ini. Mungkin aku tak banyak berkata, tapi mantra yang kusampaikan lewat mata tidak dapat berbohong kan?
Kamu tidak pernah letih untuk berlari sehingga memaksa aku untuk terus mengejar. Sebenarnya aku lelah, tapi semerbakmu itu terus-terusan memancing aku. Kesesakan yang kurasa ketika melihatmu menggenggam tangannya seketika membungkam senyumanku. Air mata yang mendesak untuk keluar tak lagi tertahankan. Nafasku jadi tak beraturan diikuti gerakan air yang mengalir dipipi ini. Apa aku yang terlalu memaksa untuk mimpi yang selalu indah? Maka dari itu aku lemah ketika kenyataan harus sepedih ini?
Aku tidak tau lagi apakah rumput yang kamu injak juga ikut berdusta padaku? Mungkin kamu terlihat seakan mencintaiku sebegitunya, namun nyatanya kamu hanya mencintaiku seperlunya. Tapi aku tidak takut untuk mencoba lagi, karena aku percaya ada keajaiban jika aku terus bertelut dan berdoa pada Tuhan supaya kita bisa benar-benar bersatu.
Mungkin mereka bilang aku bodoh, mungkin mereka bilang aku rendahan, tapi mereka tidak mungkin bisa bertahan diposisi ku. Memperjuangkan kamu yang terbaik diantara mereka yang terbaik.
Apabila angin mendengar doaku, apabila Tuhan berkehendak atas doaku, maka aku percaya bahwa kamu bukan lagi mustahil tapi kamu pasti terjadi.
Karena cinta yang kuat hanya ada pada orang orang yang mau berusaha dan percaya, sesulit apapun caranya.
Komentar
Posting Komentar