KESEMPATAN TERAKHIR
ketika ku mendengar bahwa
kini kau tak lagi dengannya
dalam benakku timbul tanya
masihkah ada dia, dihatimu bertahta?
atau ini saat yang tepat
untuk singgah dihatimu
namun siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?
Entah mengapa lagu ini terngiang-ngiang dikepalaku, membuat aku terus melantunkanya. Entah dijalan atau ketika aku mandi. Dari kejauhan aku mendengar bahwa kamu kini melajang, ada rasa penasaran yang menyelimuti aku saat itu. Timbul tanda tanya besar ketika tiba tiba tatapanmu itu berangsur lama terhadapku, oh apa ini yang namanya permainan hati?
Aku bisa merasakan jantungku berdegup kencang ketika secara tidak sengaja melihat kau tersenyum simpul kearahku, senyum yang tidak biasa, dan bagiku itu luar biasa. Aku mungkin meninggikan harap terlalu jauh karena salah mengartikan senyummu, tapi aku rasa waktu waktu ini adalah saat yang tepat. Kamu membuat aku jatuh lagi, padahal aku sudah mati-matian beranjak pergi. Ah tapi senyummu hanya sesaat. Kukira malam ini akan ada pesan singkat yang masuk, ternyata tidak. Aku menunggu sehari, dua hari, tiga hari dan tetap tidak ada tanda tanda bahwa pesan itu akan masuk.
Tahukah kamu aku tersiksa menunggu kejelasan, aku lelah berharap jauh padamu. Tolong jangan buat aku cemburu dengan kata kata memuakkan itu. Disini aku menahan kepedihan berusaha menahan diri untuk tidak menghubungimu, karena aku sadar siapa aku. Kamu tidak butuh aku, aku hanya sampah bagimu. Aku bukan siapa siapa melainkan gadis konyol yang cerewet, bukan?
Mungkin kamu bingung mengapa aku sangat mempertahankanmu walau hanya dalam diam, jawabannya karena aku memilih kamu jauh sebelum kamu menerimaku. Tapi, pergilah jika kamu mau. Aku tak akan menahanmu, karena aku percaya Tuhan punya 1001 cara untuk menyatukan kita jika memang kita berjodoh.
Aku masih menanti hari hari kemarin akan terulang, menghabiskan waktu berkiriman pesan dikala hujan. Aku masih menanti bahwa suatu hari ikan kecilku akan kembali, kembali pulang dan tak akan pernah pergi lagi. Aku percaya bahwa disetiap langkahmu ada doaku yang mengiringi. Dan aku percaya bahwa masih ada cinta diujung sana.
Tapi jika memang benar ini yang terakhir, kumohon ajari aku bagaimana menjadi yang terbaik bagimu.
Dalam kebohongan,
aku benci betapa aku merindukanmu,
ikan kecilku.
kini kau tak lagi dengannya
dalam benakku timbul tanya
masihkah ada dia, dihatimu bertahta?
atau ini saat yang tepat
untuk singgah dihatimu
namun siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?
Entah mengapa lagu ini terngiang-ngiang dikepalaku, membuat aku terus melantunkanya. Entah dijalan atau ketika aku mandi. Dari kejauhan aku mendengar bahwa kamu kini melajang, ada rasa penasaran yang menyelimuti aku saat itu. Timbul tanda tanya besar ketika tiba tiba tatapanmu itu berangsur lama terhadapku, oh apa ini yang namanya permainan hati?
Aku bisa merasakan jantungku berdegup kencang ketika secara tidak sengaja melihat kau tersenyum simpul kearahku, senyum yang tidak biasa, dan bagiku itu luar biasa. Aku mungkin meninggikan harap terlalu jauh karena salah mengartikan senyummu, tapi aku rasa waktu waktu ini adalah saat yang tepat. Kamu membuat aku jatuh lagi, padahal aku sudah mati-matian beranjak pergi. Ah tapi senyummu hanya sesaat. Kukira malam ini akan ada pesan singkat yang masuk, ternyata tidak. Aku menunggu sehari, dua hari, tiga hari dan tetap tidak ada tanda tanda bahwa pesan itu akan masuk.
Tahukah kamu aku tersiksa menunggu kejelasan, aku lelah berharap jauh padamu. Tolong jangan buat aku cemburu dengan kata kata memuakkan itu. Disini aku menahan kepedihan berusaha menahan diri untuk tidak menghubungimu, karena aku sadar siapa aku. Kamu tidak butuh aku, aku hanya sampah bagimu. Aku bukan siapa siapa melainkan gadis konyol yang cerewet, bukan?
Mungkin kamu bingung mengapa aku sangat mempertahankanmu walau hanya dalam diam, jawabannya karena aku memilih kamu jauh sebelum kamu menerimaku. Tapi, pergilah jika kamu mau. Aku tak akan menahanmu, karena aku percaya Tuhan punya 1001 cara untuk menyatukan kita jika memang kita berjodoh.
Aku masih menanti hari hari kemarin akan terulang, menghabiskan waktu berkiriman pesan dikala hujan. Aku masih menanti bahwa suatu hari ikan kecilku akan kembali, kembali pulang dan tak akan pernah pergi lagi. Aku percaya bahwa disetiap langkahmu ada doaku yang mengiringi. Dan aku percaya bahwa masih ada cinta diujung sana.
Tapi jika memang benar ini yang terakhir, kumohon ajari aku bagaimana menjadi yang terbaik bagimu.
Dalam kebohongan,
aku benci betapa aku merindukanmu,
ikan kecilku.
Komentar
Posting Komentar