CURAHAN HATI UNTUK PARA SAHABAT DISEBERANG SANA

Telepon ku bergetar kembali, segera kubuka untuk mengetahui pesan dari siapakah itu. Namun kembali lagi tidak bersemangat karena bukan dari mereka. Iya, mereka yang 5 bulan lalu berjanji untuk tetap memberi kabar. Bukan aku posesif, namun semenjak perpisahan itu menemui kita, seeperti tak ada lagi waktu yang kita gunakan bersama. Aku rindu gelak tawamu yang ceria, rindu ketika kalian berkumpul dan makan bersama. Bukan jalan seperti ini yang aku mau, tapi jalan yang pernah kita janjikan akan lewati bersama.

Kalian yang dahulu pernah berkata bahwa kita hanya terpisah oleh jarak, namun kini? Bukan hanya jarak saja yang memisahkan kita semua, namun hati kita satu-satu mulai berpisah. Entah mengejar cita atau cinta. Sulit rasanya menerima kenyataan bahwa persahabatan ini menjadi dingin, bukan karena sudah tidak peduli. Namun satu lagi, karena jarak dan kesibukan kalian masing-masing. Tahukah kamu? Bagaimana perasaanku memikirkan kalian satu persatu? Sedang apa disana.. Apa kah sudah ada yang bisa menggantikan persahabatan kita lebih dari ini?

Mungkin harapan terbesarku sekarang bukan cinta lagi, namun kalian. Aku berandai jika kalian rela mengorbankan waktu bermainmu hanya sekedar untuk menyapa. Atau bahkan kita bisa pergi bersama-sama lagi, tidakkah kalian pikir itu menyenangkan?
Jika kalian tak mampu untuk mengingat setiap detail memori kita, mengapa tak coba untuk setidaknya kita berkomunikasi walau hanya sedikit?
Mungkin karena 'gengsi' mu yang terlalu tinggi, sehingga untuk menatap mata ketika berpapasan saja sudah enggan.

Tapi jika engkau kembali lagi, aku akan sedia menjamumu. Menanyakan bagaimana kondisimu selama kau mengejar prioritasmu. Apa nanti kau kembali ketika nanti ada toga dikepalamu? Apa kau akan sudi untuk bertandang ketika rambutku sudah memutih?
Aku harap kamu semua mengerti, betapa kita dulu berjuang bersama. Disaat kita menerobos hujan ramai-ramai, berbagi makanan, sampai membuat keributan besar kita lakukan bersama.
Jika hanya waktu yang mampu mempertemukan kita semua, maka berdoalah pada Tuhan. Maka Dia akan sediakala segera mempertemukan kita walau hanya dalam mimpi. Percaya saja ini bukan akhir tapi ini ujian, untuk mengajarkan apa arti kehilangan. Apa arti menghargai waktu ketika masih bersama, dan mengerti bahwa semuanya tidak bisa dipaksakan.

Komentar

Postingan Populer