SURAT DARI GADIS YANG MENGINGINKAN ENGKAU PULANG
Sudah larut, kubilang sudah larut. Kemana kamu pergi? Aku menunggumu diambang pintu, berharap sepuluh menit lagi kamu akan tiba. Pintu ini masih setia terbuka, menunggumu kembali membawa perasaan yang baru. Aku memang tak banyak berharap dari mimpiku semalam, karena aku sadar bahwa aku memang bukan pilihan. Perasaan ini tak pernah sampai kepadamu, entah kamu yang terlalu menutup telinga dan matamu, atau kamu memang tak perduli. Aku berbisik dalam heningnya malam yang kamu lalui, berkata dengan terisak 'aku menyayangimu'. Aku lelah dengan drama yang kau buat, entah sudah berapa ratus ribu kali aku berkata bahwa aku lelah. Aku lelah karena kau permainkan.
Aku gadis yang lemah seperti apa yang sudah kau katakan bukan? Aku gadis bodoh yang terlalu banyak tingkah bukan?
Teman, bolehkah aku menatapmu sekali lagi? Sebagai perpisahan karena aku tak akan kembali. Aku lelah memandangimu dari jauh, aku tak tahu diri jika mengharapkan kamu untuk sesering mungkin menengok kebelakang. Aku merindukan tawamu yang renyah, rindu jemarimu yang halus menggenggam erat tangan ini seperti tak akan pernah lepas. Aku rindu mendengar dari mulutmu bahwa aku gadis satu satunya yang kau cintai. Tapi tetap saja, aku bisa merasakan bahwa semua ini tidaklah utuh, perhatian itu hanya omong kosong belaka, aku bukan gadismu yang istimewa.
Mereka semua bilang aku bodoh karena menunggumu, mereka semua memojokkan aku berkata bahwa aku tak pantas lagi mengagumimu, tapi aku tak bisa berhenti sampai disini mengingat hatiku bersikeras mempertahankan kamu.Aku sadar aku bukan siapa siapa, bahkan untuk bicara sepatah katamu aku tidak punya hak. Apalagi teman disampingmu akan dengan cepat mengeluarkan kata kata tajamnya ketika aku bicara denganmu.
Perih rasanya perasaan ini kau permainkan terus terusan, tolonglah jika kau sedari awal tidak beriat untuk belajar menyayangiku setidaknya jangan tersenyum kearahku. Aku sangat menikmati bagaimana senyuman itu tersimpul kearah ku, saat itu jantungku terasa tak bisa berhenti berdegup kencang. Namun karena gengsi maka aku akan cepat berpaling wajah padahal dalam hati menjerit kegirangan. Bolehkah aku merasakan itu lebih lama? Mungkin jawabannya adalah tidak.
Atau jika ini yang terakhir, ajari aku bagaimana menjadi gadis yang kau inginkan. Ajar aku untuk terus terusan memahamimu, doakan aku agar air mata ini tidak terjatuh karena engkau (lagi). Atau jika memang tak bisa kembali, maka sekarang pergilah. Maaf jika ini terlalu keras, aku jujur aku sakit mengatakan ini, aku masih ingin berada didekatmu, aku menyayangimu bodoh.
Sekali lagi aku mohon pikirkan baik baik.
Aku menunggumu 10 hari.
Tertanda dari gadis yang pernah meninggikan harapnya padamu.
Komentar
Posting Komentar