TERIMA KASIH, TUAN.
Kamu pernah berjanji, berjanji bahwa kamu akan bertahan. Tapi nyatanya kamu malah pergi dan mengingkari janjimu itu. Kukira saat kau kembali kemarin kau benar benar merindukan aku, tapi ternyata hanya sebagai tempat singgah dikala kamu bosan. Kamu pikir aku ini apa? Tempat bermain? Tolong jangan kau manfaatkan rasa cintaku semata mata hanya untuk memuaskanmu. Bahkan ketika aku harus menyibukkan diri menyelesaikan tugas tugasku, masih teringat kamu yang haru ku beri kabar. Apa kamu bahkan tidak peduli sedikitpun mengenai perjuanganku? Saat aku bersabar menunggu kamu selesai dengan duniamu, saat aku menahan kantuk supaya setidaknya pesan singkat itu segera tiba. Kupikir semua ini hanya kebodohan, ya, kebodohan karena mencintaimu sedalam itu.
Padahal sudah dengan jelas aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak memperdulikanmu. Tapi ketika kamu tiba-tiba datang dan menyapa, apa daya hati ini kau buat girang? Terlalu lama aku menahan semua perasaan gundah, lalu kamu datang. (maaf) Hanya 3 hari. Kamu pikir aku baik baik saja tiba tiba kau tinggal tanpa alasan? Aku mengira bahwa pada akhirnya kau lah yang akan bertahan, tapi aku salah. Cara pandangku terhadapmu terlalu jauh, bahkan untuk memahamimu saja aku tak tau bagaimana. Mungkin saat itu tanpa sepengetahuanku kau pun punya gadis lain, gadis yang jauh beratus kali lipat cantiknya daripada aku, gadis yang dengan kerendahan hatinya menuruti apa yang kamu mau. Berbeda denganku yang pemberontak dan ngambekan.
Namun, mengapa kau kembali jika ada dia yang lebih baik daripada aku? Apa kau datang hanya sekedar untuk mematahkan hatiku lebih dari yang ke 11 kali? Aku terlalu bodoh menanggapi teleponmu siang itu, deru suaramu yang lembut menyulap wajah datarku jadi senyuman yang lebar. Aku tersipu malu menanggapi teleponmu dari sini. Tapi itu yang terakhir kan? Pertanda bahwa perpisahan menanti kita diambang pintu.
Aku menyesal.
Berkali kali aku berucap bahwa 'aku menyesal'
Menyesal karena tidak bisa mendengar kata-katamu, menyesal karena aku terlalu banyak menuntut waktumu, menyesal karena aku yang terlalu banyak marah dan bahkan menyesal karena menjawab sapaanmu saat itu.
Kau bahkan tak mengerti posisi apa yang sedang aku jalani saat kau hadir waktu itu, kamu hanya tau datang dan membuatku berharap padahal kau tak sedia untuk menangkapku ketika aku jatuh. Tapi aku berterima kasih kepadamu sudah sempat meluangkah 3 harimu bersama ku, melewati hari hari yang menyebalkan karena aku yang posesif, terima kasih atas perhatian yang palsu itu atau (maaf) jika memang itu benar perhatian maka sekali lagi terima kasih, terima kasih telah setidaknya meluangkan 11/24 jam.
Terima kasih.
Padahal sudah dengan jelas aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak memperdulikanmu. Tapi ketika kamu tiba-tiba datang dan menyapa, apa daya hati ini kau buat girang? Terlalu lama aku menahan semua perasaan gundah, lalu kamu datang. (maaf) Hanya 3 hari. Kamu pikir aku baik baik saja tiba tiba kau tinggal tanpa alasan? Aku mengira bahwa pada akhirnya kau lah yang akan bertahan, tapi aku salah. Cara pandangku terhadapmu terlalu jauh, bahkan untuk memahamimu saja aku tak tau bagaimana. Mungkin saat itu tanpa sepengetahuanku kau pun punya gadis lain, gadis yang jauh beratus kali lipat cantiknya daripada aku, gadis yang dengan kerendahan hatinya menuruti apa yang kamu mau. Berbeda denganku yang pemberontak dan ngambekan.
Namun, mengapa kau kembali jika ada dia yang lebih baik daripada aku? Apa kau datang hanya sekedar untuk mematahkan hatiku lebih dari yang ke 11 kali? Aku terlalu bodoh menanggapi teleponmu siang itu, deru suaramu yang lembut menyulap wajah datarku jadi senyuman yang lebar. Aku tersipu malu menanggapi teleponmu dari sini. Tapi itu yang terakhir kan? Pertanda bahwa perpisahan menanti kita diambang pintu.
Aku menyesal.
Berkali kali aku berucap bahwa 'aku menyesal'
Menyesal karena tidak bisa mendengar kata-katamu, menyesal karena aku terlalu banyak menuntut waktumu, menyesal karena aku yang terlalu banyak marah dan bahkan menyesal karena menjawab sapaanmu saat itu.
Kau bahkan tak mengerti posisi apa yang sedang aku jalani saat kau hadir waktu itu, kamu hanya tau datang dan membuatku berharap padahal kau tak sedia untuk menangkapku ketika aku jatuh. Tapi aku berterima kasih kepadamu sudah sempat meluangkah 3 harimu bersama ku, melewati hari hari yang menyebalkan karena aku yang posesif, terima kasih atas perhatian yang palsu itu atau (maaf) jika memang itu benar perhatian maka sekali lagi terima kasih, terima kasih telah setidaknya meluangkan 11/24 jam.
Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar